SEJARAH
ARSITEKTUR 2
Penerapan
Arsitektur Klasik Pada Bangunan di Palembang.
Oleh: M. Alif
Aulia Dina (2002250002.P)
Zaman Klasik terjadi pada kurun waktu abad ke-8
sebelum masehi sampai abad ke-6 Masehi dalam sejarah peradaban. Peradaban yang
paling istemewa pada zaman ini adalah peradaban Yunani- Romawi Kuno. Pada kurun
waktu ini masyarakat Yunani- Romawi berkembang dan meluaskan pengaruhnya ke
seluruh Eropa, Afrika Utara, dan Asia Barat, Termasuk pengaruh dari desain
Arsitekturnya.
Arsitektur Klasik itu sendiri pun adalah gaya bangunan dan teknik
mendesain yang mengacu pada zaman klasik Yunani,
seperti yang digunakan di Yunani kuno pada periode Helenistik dan Kekaisaran Romawi. (https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_Klasik). Dalam zaman Arsitektur
klasik berkembang tiga aliran yang di dasarkan pada susunan konstruksi kolom
dan balok pada bangunan, yaitu Dorik, Ionik, dan Korinthian.
·
Dorik,
(Doric) dikembangkan mula-mula oleh Suku Bangsa Doria; bentuknya sederhana dan
terkesan kokoh, salah satu contohnya adalah Kuil Parthenon di Akropolis Athena.
·
Ionik
(Ionic) mula-mula dikembangkan oleh Suku Bangsa Ionia, bentuknya agak rumit
terutama pada bagian atas kolom, dan terkesan anggun, salah satu contohnya
adalah Kuil Erechtheion di Akropolis Athena.
·
Korinthian
(Corinthian) mula-mula dikembangkan oleh Suku Bangsa Korinthin, dan kemudian
dimatangkan oleh orang-orang Romawi, bentuknya paling rumit dan indah terutama
pada bagian atas kolom, dan terkesan elegan.
Kolom Doric, Ionic, Corinthian |
Namun Pada dasarnya bentuk arsitektur klasik memiliki ciri; pilar- pilar besar, bentuk lengkung diatas pintu, atap kubah dan sebagainya, ornamen – ornamen ukiran yang rumit dan detail juga kerap menghiasi bangunan arsitektur klasik ini
Contoh Arsitektur Klasik.
Reruntuhan Kuil Parthenon |
Reruntuhan Colosseum Roma |
Hagiah Sophia |
Bentuk- bentuk dari desain arsitektur klasik ini masih sangat terkenal dan diadaptasikan pada bangunan- bangunan yang ada di masa modern saat ini. Dengan mengadaptasi desain dari arsitektur Yunani dari bentuk pilar – pilar, ukiran- ukiran, dinding dan bentuk jendela, lalu atap berbentuk kubah. Berikut bangunan- bangunan yang ada di kota Palembang yang fasadnya mengadaptasi desain arsitektur klasik tersebut.
1.
Swiss-Belinn
Imara, Palembang
Swiss- Belinn
Imara ini merupakan hotel berbintang-3 yang dirancang dengan mengadaptasi
desain arsitektur eropa klasik. Hotel ini terletak di Jl. Jendral Sudirman No.
1111 A, Ilir Barat, Palembang.
Hotel Swiss- Belinn, Palembang |
Desain dari fasad bangunan tersebut menggambarkan kesan bangunan yang kokoh, elegan dan megah, bangunan ini menampakkan desain arsitektur klasik bergaya baroque seperti gereja- gereja katolik di roma, yang dilihat dari warna bangunan yang cerah lalu bentuk kolom yang berbentuk pilar dengan gaya doric,ionic,corinthian dan ornamen – ornamen ukiran yang membentuk 3 dimensi, serta terdapat hiasan atau pahatan seperti patung- patung yang berada di depan bangunan untuk menunjang eksterior. Pada bagian sudut- sudut bangunan juga di akhiri lengkung atau melingkar. Kubah dari bangunan serta bentuk jendela dengan lengkungan diatasnya menambah kesan klasik pada hotel Swiss- Belinn tersebut.
2.
Hotel Rio,
Palembang
Hotel ini
berada di jantung kota Palembang karena lokasinya yang strategis, hotel ini
terletak di Jl. Lingkar 1, Dempo, Palembang.
Hotel Rio, Palembang |
Desain hotel ini juga masih mengadaptasi dari desain eropa klasik, desain fasad bangunan yang di beri ukiran/ pahatan, lalu kesan pilar pada bangunan dengan ukiran- ukiran diatas dan dibawah kolomnya dengan gaya doric, ionic, Corinthian yang menambah kesan anggun dan kokoh pada bangunan. Warna yang cerah juga menambah kesan klasik eropa. Bentuk lengukangan diatas diatas jendela yang menonjol dan balkon yang menonjol juga menunjukan desain arsitektur klasik.
3.
Kantor Walikota
Palembang
Merupakan salah
satu bangunan bersejarah yang ada di kota Palembang. Bangunan ini peninggalan
kolonial Belanda yang dulunya berfungsi sebagai Menara air untuk menampung air
bersih. Di fungsikan sebagai Menara air karena tempatnya yang cocok dekat
dengan sungai Musi.
Kantor Walikota Zaman Dahulu |
Kantor Walikota Sekarang |
Desain fasad bangunan masih tidak terlalu berubah dari zaman dulu karena dipertahankan untuk menjaga sejarah bangunan. Bangunan yang tinggi menunjukan bahwa dulunya bangunan tersebut memang difungsikan sebagai tower air. Desain yang masih lekat dengan gaya Eropa dilihat dari pilar-pilar/ kolom bangunan yang menonjol pada fasad yang menunjukan kesan bangunan kokoh dan klasik. Lalu pemilihan finishing material fasad yang merupakan beton dan warna yang sederhana berwarna cerah menunjukan bahwa bangunan tersebut merupakan bangunan dengan desain lama.
Kesimpulan.
Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa bangunan di indonesia lebihtepatnya di daerah kota Palembangmasih masih menerapkan konsep bangunan klasik, terlihat dari beberapa bentuk yang diterapkan, seperti bentuk kolom, ukiran, jendela, dan bentuk atap yang diterapkan pada bangunan di kota Palembang. Dan dapat disimpulkan juga bahwa konsep arsitektur eropa masih bisa bertahan hingga zaman sekarang, masih banyak bangunan yang menerapkan bentuk dan konsep arsitektur tersebut.