Friday, July 16, 2021

SEJARAH ARSITEKTUR 2

SEJARAH ARSITEKTUR 2
Penerapan Arsitektur Klasik Pada Bangunan di Palembang.

Oleh: M. Alif Aulia Dina (2002250002.P)

Zaman Klasik terjadi pada kurun waktu abad ke-8 sebelum masehi sampai abad ke-6 Masehi dalam sejarah peradaban. Peradaban yang paling istemewa pada zaman ini adalah peradaban Yunani- Romawi Kuno. Pada kurun waktu ini masyarakat Yunani- Romawi berkembang dan meluaskan pengaruhnya ke seluruh Eropa, Afrika Utara, dan Asia Barat, Termasuk pengaruh dari desain Arsitekturnya.

Arsitektur Klasik itu sendiri pun adalah gaya bangunan dan teknik mendesain yang mengacu pada zaman klasik Yunani, seperti yang digunakan di Yunani kuno pada periode Helenistik dan Kekaisaran Romawi. (https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_Klasik). Dalam zaman Arsitektur klasik berkembang tiga aliran yang di dasarkan pada susunan konstruksi kolom dan balok pada bangunan, yaitu Dorik, Ionik, dan Korinthian.

·       Dorik, (Doric) dikembangkan mula-mula oleh Suku Bangsa Doria; bentuknya sederhana dan terkesan kokoh, salah satu contohnya adalah Kuil Parthenon di Akropolis Athena.

·       Ionik (Ionic) mula-mula dikembangkan oleh Suku Bangsa Ionia, bentuknya agak rumit terutama pada bagian atas kolom, dan terkesan anggun, salah satu contohnya adalah Kuil Erechtheion di Akropolis Athena.

·       Korinthian (Corinthian) mula-mula dikembangkan oleh Suku Bangsa Korinthin, dan kemudian dimatangkan oleh orang-orang Romawi, bentuknya paling rumit dan indah terutama pada bagian atas kolom, dan terkesan elegan.

Kolom Doric, Ionic, Corinthian

 Namun Pada dasarnya bentuk arsitektur klasik memiliki ciri; pilar- pilar besar, bentuk lengkung diatas pintu, atap kubah dan sebagainya, ornamen – ornamen ukiran yang rumit dan detail juga kerap menghiasi bangunan arsitektur klasik ini

Contoh Arsitektur Klasik.

 

Reruntuhan Kuil Parthenon

Reruntuhan Colosseum Roma

Hagiah Sophia

Bentuk- bentuk dari desain arsitektur klasik ini masih sangat terkenal dan diadaptasikan pada bangunan- bangunan yang ada di masa modern saat ini. Dengan mengadaptasi desain dari arsitektur Yunani dari bentuk pilar – pilar, ukiran- ukiran, dinding dan bentuk jendela, lalu atap berbentuk kubah. Berikut bangunan- bangunan yang ada di kota Palembang yang fasadnya mengadaptasi desain arsitektur klasik tersebut.

1.     Swiss-Belinn Imara, Palembang

Swiss- Belinn Imara ini merupakan hotel berbintang-3 yang dirancang dengan mengadaptasi desain arsitektur eropa klasik. Hotel ini terletak di Jl. Jendral Sudirman No. 1111 A, Ilir Barat, Palembang.

Hotel Swiss- Belinn, Palembang

Desain dari fasad bangunan tersebut menggambarkan kesan bangunan yang kokoh,  elegan dan megah, bangunan ini menampakkan desain arsitektur klasik bergaya baroque seperti gereja- gereja katolik di roma, yang dilihat dari warna bangunan yang cerah lalu bentuk kolom yang berbentuk pilar dengan gaya doric,ionic,corinthian dan ornamen – ornamen ukiran yang membentuk 3 dimensi, serta terdapat hiasan atau pahatan seperti patung- patung yang berada di depan bangunan untuk menunjang eksterior. Pada bagian sudut- sudut bangunan juga di akhiri  lengkung atau melingkar. Kubah dari bangunan serta bentuk jendela dengan lengkungan diatasnya menambah kesan klasik pada hotel Swiss- Belinn tersebut.

2.     Hotel Rio, Palembang

Hotel ini berada di jantung kota Palembang karena lokasinya yang strategis, hotel ini terletak di Jl. Lingkar 1, Dempo, Palembang.

 

Hotel Rio, Palembang

Desain hotel ini juga masih mengadaptasi dari desain eropa klasik, desain fasad bangunan yang di beri ukiran/ pahatan, lalu kesan pilar pada bangunan dengan ukiran- ukiran diatas dan dibawah kolomnya dengan gaya doric, ionic, Corinthian yang menambah kesan anggun dan kokoh pada bangunan. Warna yang cerah juga menambah kesan klasik eropa. Bentuk lengukangan diatas diatas jendela yang menonjol dan balkon yang menonjol juga menunjukan desain arsitektur klasik. 

3.     Kantor Walikota Palembang

Merupakan salah satu bangunan bersejarah yang ada di kota Palembang. Bangunan ini peninggalan kolonial Belanda yang dulunya berfungsi sebagai Menara air untuk menampung air bersih. Di fungsikan sebagai Menara air karena tempatnya yang cocok dekat dengan sungai Musi.

Kantor Walikota Zaman Dahulu

Kantor Walikota Sekarang

Desain fasad bangunan masih tidak terlalu berubah dari zaman dulu karena dipertahankan untuk menjaga sejarah bangunan. Bangunan yang tinggi menunjukan bahwa dulunya bangunan tersebut memang difungsikan sebagai tower air. Desain yang masih lekat dengan gaya Eropa dilihat dari pilar-pilar/ kolom bangunan yang menonjol pada fasad yang menunjukan kesan bangunan kokoh dan klasik. Lalu pemilihan finishing material fasad yang merupakan beton dan warna yang sederhana berwarna cerah menunjukan bahwa bangunan tersebut merupakan bangunan dengan desain lama.

 

Kesimpulan.

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa bangunan di indonesia lebihtepatnya di daerah kota Palembangmasih masih menerapkan konsep bangunan klasik, terlihat dari beberapa bentuk yang diterapkan, seperti bentuk kolom, ukiran, jendela, dan bentuk atap yang diterapkan pada bangunan di kota Palembang. Dan dapat disimpulkan juga bahwa konsep arsitektur eropa masih bisa bertahan hingga zaman sekarang, masih banyak bangunan yang menerapkan bentuk dan konsep arsitektur tersebut. 



SEJARAH ARSITEKTUR 2

SEJARAH ARSITEKTUR 2 Penerapan Arsitektur Klasik Pada Bangunan di Palembang. Oleh: M. Alif Aulia Dina (2002250002.P) Zaman Klasik terj...